MEMBANGUN MASYARAKAT DARI UNSUR-UNSUR DASAR: STRUKTUR, KULTUR, DAN PROSES SOSIAL (PEMBANGUNAN SOSIAL BERCORAK SOSIOLOGIS)
MEMBANGUN MASYARAKAT DARI UNSUR-UNSUR DASAR: STRUKTUR, KULTUR, DAN PROSES SOSIAL (PEMBANGUNAN SOSIAL BERCORAK SOSIOLOGIS)
By : Veven Mira Noverina, S. Sos
Karakter Sosiologi yang dikenal orang pada umumnya adalah ilmu yang
mempelajari tentang interaksi sosial . Namun bagi pecintanya, Sosiologi
tidak sesempit itu, karakter Sosiologi yang sesungguhnya membahas setiap
aspek kehidupan masyarakat, yang meliputi Struktur, Kultur, dan Proses
sosial. Disamping itu juga ilmu Sosiologi beririsan dengan rumpun
lainnya, sehingga kaya akan kajian. Salah satu hal yang menarik dari
karakter Sosiologi adalah dapat melihat segala sesuatu yang terjadi pada
masyarakat tidak disebabkan oleh satu warna.
Sebagai contohnya, ketika mendengar istilah "Pembangunan Sosial",
Sosiologi memiliki sudut pandang yang berbeda untuk memaknainya. Mungkin
bagi kebanyakan orang memandang bahwa konsep pembangunan sosial itu
hanya dapat dilihat dari sisi pembangunan kebendaan atau infrastruktur,
seperti jalan, jembatan, fly over, atau pembangunan LRT (Light Rail
Transit). Sosiologi memiliki perspektif yang berbeda dalam memaknai
pembangunan sosial, bagi Sosiologi pembangunan tidak hanya berorientasi
pada pembangunan fisik semata, tetapi pembangunan sosial juga
berorientasi pada Human Center Development (HCD) atau pembangunan yang
berpusat pada manusia. Orientasi pembangunan HCD menjadikan manusia
sebagai aktor yang berpartisipasi dalam setiap kebijakan pemerintah dan
sebagai aktor yang memobilisasi sumber daya yang dimiliki secara mandiri
untuk menciptakan perubahan yang progresif.
Bagi saya orang awam, antara pembangunan fisik dan pembangunan HCD
haruslah seimbang atau keduanya harus saling berkaloborasi, karena jika
pembangunan pembangunan lebih berpusat pada HCD dan mengabaikan
pembangunan fisik, maka istilah pembangunan sosial tidak akan nampak
atau terlihat, tetapi jika pembangunan hanya berpusat pada pembangunan
fisik, maka yang ada hanyalah pertumbuhan semata tanpa menyelamatkan
peradaban manusia. Maka dari itu, konsep pembangunan fisik harus
ditopang dengan ilmu sosial-budaya, karena sejatinya pembangunan fisik
tersebut akan berdampak pada manusia itu sendiri.
Saya sadari bahwa pembangunan sosial-budaya memiliki prinsip yang
sulit diterima oleh logika Matematika, karena orietntasi pembangunan
sosial-budaya bergelut pada variabel sosial, seperti kesejahteraan,
kebahagiaan, kerukunan, kemandirian, dan lain sebagainya. Namun bagi
saya orang sosial, variabel-variabel itulah yang menunjukkan adanya
pembangunan sosial.
Selain pembangunan fisik dan pembangunan HCD, saya sebagai pecinta
Sosiologi ingin memperkenalkan konsep pembangunan yang lebih Sosiologis,
yaitu membangun manusia harus dengan membangun unsur-unsur dasar dalam
masyarakat, yaitu STRUKTUR, KULTUR, DAN PROSES SOSIAL, karena saya
berpikir jika unsur-unsur dasar masyarakat tersebut dipertimbangkan
ketika menciptakan kebijakan sosial, mungkin saja pemerintah dapat
melahirkan kebijakan yang benar-benar efektif untuk membangun peradaban
manusia. Namun sayangnya, sebagai pecinta Sosiologi yang berjenis
kelamin Perencanaan Sosial, saya belum menemukan langkah-langkah
kongkret dan komprehensif untuk merefleksikan unsur-unsur dasar
masyarakat tersebut agar dapat dipertimbangkan menjadi konsep
pembangunan sosial yang nantinya mempengaruhi kebijakan sosial. Untuk
sementara ini saya hanya menuliskan sebuah ide, bagaimana untuk
mewujudkannya dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak.
Comments
Post a Comment